Ponsel pintar dengan merek Xiaomi sudah dikenal luas walaupun perusahaannya baru berdiri di tahun 2010. Peredaran ponselnya cukup deras di Indonesia. Di kuartal kedua 2017, ponsel Xiaomi berhasil meroket ke posisi lima vendor smartphone dengan pengapalan terbesar, menurut lembaga riset IDC.
Melihat besarnya minat konsumen terhadap Xiaomi di Indonesia, sang pendiri dan juga CEO, Lei Jun, memutuskan terbang dari China ke Indonesia untuk memperkuat kemitraan bisnis dan dikabarkan sudah tiba sejak Senin (25/9) lalu. Aktivitas pertamanya di sini adalah meresmikan Authorized Mi Store baru di Summarecon Mall Bekasi pada Selasa (26/9) kemarin.
Dan hari ini, Rabu (27/9), Lei Jun mengadakan sharing session di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, di hadapan para rekan bisnis Xiaomi di Indonesia beserta awak media dan sekelompok Mi Fans (sebutan untuk penggemar Xiaomi). Ia bercerita tentang inovasi-inovasi Xiaomi dan bagaimana perusahaannya bisa menetapkan harga produk yang lebih kompetitif alias murah ketimbang para pesaingnya di industri ini.
Xiaomi memang dikenal memiliki produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau, tapi walau begitu, spesifikasi yang ditawarkan malah lebih tinggi dari kebanyakan produk yang hadir di rentang harga sama.
Rahasia di Balik Harga Rendah
Lei Jun pun mengungkapkan rahasia di balik harga yang kompetitif tersebut. Pertama-tama, ia memaparkan 5 hal yang menentukan ditetapkannya harga suatu produk. Pertama adalah modal bahan baku, kemudian penelitian dan pengembangan, pemasaran dan periklanan, penjualan dan distribusi, serta keuntungan dan profit.
Dari kelima faktor itu, Xiaomi hanya berfokus pada dua bagian yang disebut di awal, yaitu modal bahan baku serta riset dan pengembangan.
Pada lima tahun terakhir, Xiaomi mengalokasikan dana nol untuk biaya pemasaran, periklanan, distribusi. Mereka juga merelakan untuk mengambil margin sangat tipis.
"Kami memotong bagian profit, kami mengambil untung 0 persen dari segi hardware. Lalu, kami juga tidak mengeluarkan dana sepeser pun untuk pemasaran dan iklan. Saat awal pembentukan perusahaan, dan saat produk kami jual sendiri," paparnya.
Xiaomi lebih memilih untuk menghabiskan uangnya di bahan baku serta riset dikarenakan volume yang sangat besar sehingga dapat menekan biaya yang jadi lebih kecil.
"Dengan meningkatnya volume dan kinerja, kami bisa menetapkan harga yang kompetitif," kata Lei Jun.
Sebagai pasar terpenting Xiaomi ketiga setelah China dan India, Lei Jun menegaskan Indonesia ke depannya akan kebagian produk-produk selain smartphone buatan Xiaomi.
Diketahui, Xiaomi memiliki deretan produk teknologi yang bermacam-macam, mulai dari router, powerbank, gelang kebugaran, penanak nasi, skuter, robot vacuum cleaner, hingga meja lampu. Tapi, semua produk itu akan dibawa secara perlahan sedikit demi sedikit.
Rencananya, Xiaomi bakal membuka sekitar 15 Authorized Mi Store di Indonesia sebelum akhir tahun 2017 nanti untuk memperluas jangkauan bisnisnya di Tanah Air.
Pendiri dan CEO Xiaomi, Lei Jun |
Setelah memenuhi aturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sebesar 30 persen untuk ponsel 4G LTE di Indonesia, Xiaomi bergerak agresif dengan merilis empat ponsel pintar sejauh ini di tahun 2017. Keempat ponsel itu adalah Redmi 4A, Redmi 4X, Redmi Note 4, dan Mi A1.
Melihat pernyataan Lei Jun yang mengatakan Indonesia adalah salah satu pasar terpentingnya, bukan tidak mungkin nantinya ponsel premium mereka akan dibawa secara resmi juga ke sini. Walau belum ada pernyataan resmi soal itu, tapi boleh saja para Mi Fans berharap.
No comments:
Post a Comment